Sudah selayaknya jika kita bersyukur atas segala rahmat dan nikmat yang diberikan Alloh SWT kepada kita, dimana kita sebagai makhluk-Nya tak pernah dapat menghitung berapa besar nikmat yang telah kita terima.
Ibu-ibu sedang memecah batu |
Setelah kejadian erupsi gunung merapi pada tanggal 26 Oktober s.d. 4 Nopember 2010 (terbesar), sekarang kita dihadapkan dengan kejadian lain di dekat kita yaitu banjir lahar dingin. Banjir lahar dingin adalah banjir berupa air dan campuran material dari gunung merapi (batu, pasir, dan lumpur) dengan membawa aroma belerang yang sangat menyengat. Beberapa sungai di sekitar Kecamatan Muntilan dan Salam telah mengalami banjir lahar dingin yaitu sungai pabelan, sungai lamat, sungai putih dan sungai krasak (perbatasan Jateng dan DI Yogyakarta). Sungai-sungai tersebut mempunyai hulu di daerah atas yaitu lereng gunung merapi. Tak terkecuali sungai blongkeng yang merupakan cabang dari sungai putih pun ikut kebagian banjir walaupun tak sebesar yang terjadi beberapa sungai diatas.
Sampai saat ini sungai blongkeng masih cukup banyak mengalirkan pasir yang berimbas pada mata pencaharian bagi masyarakat dusun Kaweron. Mereka banyak yang "berburu" pasir untuk memberi nafkah kepada keluarganya. Dari yang muda hingga yang tua masih sibuk mencari material di sungai blongkeng untuk dijual kepada pembeli (truk-truk pengangkut pasir dan batu). Tak ketinggalan ibu-ibu juga ikut membantu para suami mereka mencari nafkah dari sungai blongkeng. Ada yang mencari pasir, dan ada juga yang memecah batu untuk dijadikan "kricak" sebagai bahan campuran untuk pengecoran bangunan.
Sedikit demi sedikit mereka kumpulkan bahkan tak kenal lelah dan waktu siang - malam tetap bekerja dengan harapan ada truk yang masuk dan mengambil material.